Jumat, 06 November 2009

tulisan sang pemimpi

rerintik hujan menemani saat ku menulis ini
suasana yang mengingatkanku akan 5tahun lalu
saat aku berusaha menulis
menulis sebuah harapan
harapan ku dimasa depan
saat aku masih duduk di bangku SMA

saat itu pelajaran bahasa
dimana hari itu ibu guru menyuruh kami menulis
menulis sesuatu
sesuatu yang kami cita-citakan
tak pernah terfikir olehku aku menuliskan harapan itu
harapan yang kini terkabul
dari coretan pena di buku latihan

aku berangan-angan menjadi dokter
seorang dokter yang sukses
karena pada saat itu aku termasuk aktif di PMR WIRA di SMA ku
melihat indahnya seni kedokteran
sebuah perpaduan otak kanan dan kiri
sebuah profesi yang mulia

tetapi
itu hanya angan-anagan
cita-citaku tetap menjadi seorang arsitektur
cita-cita ku yang takpernah berubah dari SD
karena aku terinspirasi dari ayahku
seorang ayah yang pekerja keras
seorang ayah yang menyayangi ku

saat itu hujan turun
saat aku menuliskan angan-anganku di buku latihan
ku tatap derasnya hujan
lembayung dan dedaunan menari riang
sesekali sapaan angin menghampiriku
kugoreskan kata demi kata

...
"aku ingin menjadi dokter"
...


suatu hari
aku di panggil keruang bp
ya
aku mengikuti program PMDK kedokteran UGM
tapi apa yang terjadi?
aku tak lulus
dan membuatku patah arang
kembalilah lagi ke cita-cita dulu
arsitektur
seperti ayah

dan aku lulus di ITB
walaupun dengan beberapa kali tes
tapi nasibku berkata lain
ayahku yang seorang arsitektu berkata pada ku
"nak, kau mesti lebih tinggi dari ayah,
kau mesti melanjutkan mimpimu yang kau tulis di buku latihan"
di sana ada ibuku
seorang penyemangat hidupku

mimpiku yang redup kembali berpijar
membara
ku ambil jalan spmb
dengan menbiarkankursi ITB ku pergi begitu saja

tapi
lagi-lagi aku tak lulus
menyesal
marah
karena yang ku kejar itu mimpi
sebuah angan-angan dalam benakku
air mata menitik di pipiku
sebuah harapan hilang,
sirna
aku bagai tak berguna
aku bagai didalam dunia kelam
di tinggal sang mentari yang pergi dari hidupku
angan-anganku beku

kini ibuku menghampiriku
menyemangatiku
tapi ini bukan mimpi lagi
ini harapan (walaupun tak berbeda jauh)
mentari harapan itu terbit dengan sehelai formulir pendaftaran mahasiswa kedokteran
yah
walaupun itu jalur khusus

ibuku selalu mendampingiku belajar
ibuku selalu mengingatkan ku
ibuku selalu bersamaku

dan

AKU LULUS
mahasiswa kedokteran FK UNAND angkatan 2007
engga demartha bp.07923023
yiiipiiiie
ini bukan mimpi
ini kenyataan
kenyataan yang berawal dari mimpi
mimpi yang berawal dari coretan
coretan di dalam buku latihan bahasa
buku yang kini tersusun didalam kardus lusuh di dalam gudang

ini tulisan ku
tulisan sang pemimpi

terimakasih ayahku drs.endang mufrizal
terimakasih ibuku dra.eva dewitha
i love you so much
terimakasih guru-guruku
yang memotivasiku untuk mewujudkan mimpiku


kini aku mulai menuliskan mimpiku
mimpi di 3 tahun mendatang
menjadi dokter spesialis jiwa (tapi orang tua kulebih menyukaiku masuk spesialis anak)
dan mimpiku di 10tahun kedepan
menjadi mentri kesehatan indonesia
walaupun apa itu nantinya sekarang aku harus giat belajar
agar mimpiku kedepan dapat terwujud
dan
tidak hanya berakhir sebagai mimpi
tetapi menjadi kenyataan

1 komentar:

  1. semangat!
    kata Andrea Hirata
    "jangan takut bermimpi, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu"

    BalasHapus